Sabtu, 11 Desember 2010

demam berdarah dengue


DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)



Latar Belakang
            Saat musim penghujan tiba, kita sering mengalami masalah kesehatan seperti batuk atau pilek. Namun ada hal paling penting yang harus diwaspadai bersama yakni penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina yang mempunyai kebiasaan menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu yang singkat. Penyakit ini sering ditemui di lingkungan masyarakat serta dapat menular,  maka jika tidak diatasi sedini mungkin maka dapat menyebabkan kematian terhadap manusia. Oleh sebab itu, kami membuat makalah ini dengan harapan supaya masyarakat dapat mengetahui cara mencegah penyakit DBD agar tidak menyebar serta tidak menelan korban kematian.


Analisis Pembahasan
            Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang termasuk golongan arbovirus. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini bersarang di tempat-tempat yang berisi air jernih dan tawar seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas dan lain sebagainya. Gambaran klinis DBD amat bervariasi dari yang ringan sampai yang berat yakni pendarahan sehingga terjadi renjatan/syok. Gejala diawali dengan suhu tubuh meningkat tiba-tiba kadang disertai nyeri yang hebat pada otot dan tulang, mual serta muntah. Pada sebagian penderita ditemukan kurve suhu yang bifasik (saddle back fever). Sekitar mata mungkin ditemukan pembengkakan, berair dan kemerahan.



Tanda-tanda penyakit DBD, yaitu :
  1. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu serta suhu badan antara 38 oC – 40 oC.
  2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas gigitan nyamuk yang disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit.
  3. Kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung (mimisan).
  4. Akan terjadi muntah darah/ berak darah.
  5. Terkadang nyeri ulu hati karena terjadi pendarahan di lambung.
  6. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki berkeringat dingin, bila tidak ditolong di rumah sakit dalam 2-3 hari dapat meninggal dunia.
Untuk memutuskan rantai penularan, pemberantasan vektor dianggap cara yang paling memadai saat ini. Nyamuk Aedes Aegypti sebenarnya mudah diberantas oleh karena sarangnya yang terbatas di tempat yang berisi air bersih dan jarak terbangnya maksimum 100 meter. Tetapi karena vektor tersebar luas, untuk keberhasilan pemberantasan diperlukan total coverage (meliputi seluruh wilayah) agar nyamuk tidak berkembangbiak lagi. Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya (Aedes Aegypti) harus diberantas, sebab vaksin untuk pencegahnya belum tersedia. Cara tepat untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti adalah dengan memberantas jentik-jentik di tempat berkembangbiaknya. Cara ini dikenal sebagai Gerakan 3 M, yaitu:
  1. Menguras bak mandi, sekurang-kurangnya satu minggu sekali.
  2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
  3. Mengubur barang-barang bekas.
Selain itu, pemberantasan vector dapat dilakukan dengan menggunkan insektisida. Yang sering digunakan dalam Program Pemberantasan DBD adalah bubuk Abate, yang digunakan untuk membunuh jentik-jentik nyamuk dan melakukan fogging dengan malathion untuk membunuh nyamuk dewasa. Abate ditaburkan pada tempat penampungan air dengan dosis 1 ppm atau 1 gram Abate untuk 10 liter cairan. Cara ini sebaiknya diulangi dalam jangka waktu 2-3 bulan Fogging dilakukan dengan malathion dosisnya 438 gram/ha, dilakukan di dalam rumah dan sekitar rumah dengan menggunakan larutan 4% dalam solar atau minyak tanah.
Kesimpulan
            Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Oleh karena itu, kita harus selalu membersihkan lingkungan sekitar kita serta melakukan Gerakan 3 M agar terhindar dari penyakit DBD serta mengetahui cara mencegah DBD dan tahu tanda-tanda penderita DBD secara dini agar penyakit tersebut tidak menular kepada masyarakat secara meluas bahkan untuk menghindari kemtian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar